Beberapa orang masih bingung ketika hendak mengatasi masalahnya dengan hipnoterapi. Muncullah berbagai pertanyaan seputar proses hipnoterapi. Mulai dari soal prosedur awal pendaftaran, apa yang terjadi di dalam ruang terapi, bagaimana metodenya, apa yang perlu dilakukan setelah terapi, dan masih banyak lagi. Inti pertanyaannya adalah bagaimana proses lengkap bila seseorang ingin mengatasi permasalahan emosi dan pikirannya dengan hipnoterapi.
Berdasarkan pertanyaan di atas, berikut ini disajikan uraian lengkap namun ringkas tentang proses rangkaian proses hipnoterapi. Ada lima langkah pokok yang perlu dilalui dalam proses hipnoterapi. Langkah-langkah itu adalah pengawalan, induksi, pendalaman, terapi, dan pengakhiran.
Pertama, pengawalan. Pengawalan adalah proses yang dimulai sejak klien menyadari masalahnya. Dan kemudian klien mulai mencari siapa terapis yang akan dimintai bantuannya. Pada bagian ini, klien perlu menyadari dan mengenali masalah dan tujuan terapi dengan jelas. Selain itu, ia juga harus cermat memilih terapis dengan berbagai pertimbangan. Antara lain lembaga pendidikannya, lamanya training hipnoterapi, kualitas dan kualifikasi lembaga trainingnya, kualifikasidan kompetensi terapisnya, durasi waktu pengalaman terapisnya dan mungkin pertimbangan lain yang sesuai dengan pertimbangan klien sendiri.
Kemudian klien menghubungi terapis atau kantornya untuk membuat janji waktu bertemu. Pada saat tiba di ruang praktek atau ruang terapi, klien diminta untuk mengisi data yang dibutuhkan untuk proses terapi. Data yang perlu diisi antara lain, identias diri, masalah dan sudah berapa lama sudah dialami, tujuan khusus yang mau dicapai dan beberapa data pendukung lainnya untuk proses terapinya. Selesai isi intake form, klien bersama terapis melakukan wawancara, diskusi dan pendalaman mengenai masalah yang hendak diatasi. Terapis hanya akan menanyakan hal-hal yang dinilai cocok atau relevan dengan kasus yang hendak diatasi. Klien dan terapis harus memastikan bahwa masalah yang hendak diatasi adalah satu masalah yang jelas dan spesifik. Demikian juga dengan indikator keberhasilan terapi yang sudah ditetapkan secara jelas dan realistis.
Kedua, Induksi. Pada bagian ini klien akan dibimbing untuk memasuki kondisi kedalaman hipnosis yang sesuai. Namun klien akan mendapat penjelasan terlebih dahulu mengenai hypnosis, hipnoterapi, dan proses untuk mengalami kondisi profound somnambulism. Semua salah paham tentang hypnosis dan hipniterapi perlu diluruskan sebelum langkah berikutnya. Satu point penting yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa hypnosis adalah kondisi dan level kessadaran yang dialami semua manusia secara alamiah. Dan lebih luarbiasanya lagi adalah bahwa kondisi ini bisa kita gunakan untuk mengelola masalah emosi dan pikiran dengan metode dan teknik yang efektif dan tepat sehingga kita bisa hidup sehat, bahagia dan sejahtera.
Setelah sudah siap secara pemahaman, pikiran dan perasaan, kemudian klien akan dituntun ke kondisi pikiran yang semakin dalam dan semakin dalam. Ini dilakukan terapis dengan teknik dan prosedur tertentu.
Ketiga, Pendalaman. Bagian ketiga ini sebenarnya satu paket dengan bagian yang kedua. Artinya, pada saat dilakukan induksi, sekaligus dilanjutkan dengan pendalaman sebelum menuju ke tahap terapi. Pada bagian ini terapis harus secara tepat atau presisi membawa klien pada level kedalaman tertentu pada skala yang telah ditetapkan. Dengan teknik uji kedalaman yang akurat, terapis harus memastikan bahwa klien sudah berada pada level kedalaman yang tepat sebelum memulai proses terapi.
Keempat, Terapi. Setelah mencapai kondisi kedalaman yang tepat untuk melakukan terapi, terapis mulai melakukan tugas ‘formal’nya. Dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai kondisi klien dan karakteristik masalah, terapis membantu klien untuk menemukan dan atau mengatasi (akar) masalahnya. Terapis perlu secara cermat memilih teknik yang cocok, baik yang berbasis sugesti maupun hipnoanalis. Bahkan teks script yang sudah teruji klinis, tersedia bagi terapis untuk digunakan pada kondisi dan situasi yang memungkinkan. Pada bagian ini terapis all out membantu klien mengungkap dan memproses akar masalah penderitaannya selama ini sampai tuntas.
Kelima, Pengakhiran. Pada bagian akhir dari proses terapi, perlu dilakukan uji hasil terapi. Ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah klien sudah benar-benar merasa terbebas dari masalah atau belum. Misalnya, klien takut kecoa. Sebelum terapi, klien begitu takut dengan kecoa, bahkan hanya sekedar membayangkan saja. Caranya, klien diminta membayangkan kecoa atau melihat kembali gambar kecoa. Kalau terapinya efektif, berdampak positif dan siginifikan, maka klien tidak lagi mengalami perasaan takut saat membayangkan atau melihat kecoa. Klien merasa biasa-biasa saja dan tidak lagi terpengaruh dengan pengalaman sebelumnya, menjadi netral dan normal.
Tindakan ini perlu dilakukan terapis untuk memastikan apakah terapi ini berlangsung efektif atau tidak. Kalau misalnya klien sama sekali belum mengalami perubahan, perasaannya masih sama saja, berarti terapi belum berhasil. Kemungkinan karena salah identifikasi masalah, salah pilihan metode atau klien belum siap sungguh-sungguh. Bila sudah ada perubahan tapi belum tuntas, perlu dilanjutkan pada sesi berikut. Meski demkian, klien perlu mengobservasi dirinya selama kurang lebih satu minggu. Tujuannya agar klien memastikan bahwa perubahannya benar-benar sudah terjadi. Bila masih ada sedikit ganjalan, atau muncul aspek lain yang perlu diselesaikan, klien perlu menghubungi terapis untuk melanjutkan sesi berikutnya. Kalau sudah benar-benar tuntas dan klir, berarti klien tinggal kembali menjalani hidupnya secara normal, seperti yang diharapkannya.
Bagi orang yang belum pernah menjalani proses hipnoterapi, atau belum pernah membaca artikel tentang proses hipnoterapi, mungkin akan bertanya-tanya. Apa yang terjadi di ruang praktek saat hipnoterapi berlangsung? Apa yang dilakukan oleh hipnoterapis? Apa yang dialami oleh klien?